Spasi Satu Setengah

Spasi Satu Setengah

Kala kupandangi wajahmu yang putih tergambar merah-biru rinduku di pojok kiri bawah kemudian pada tiap margin terdapat ruang dengan segala penyesalan yang pernah terjadi.
Sudah dihapus dengan berbagai cara tapi…
Tapi…
Tapi wajahmu muncul lagi dan penyesalan ini selalu datang. Aku tahu kau akan berkata lupa mahal harganya. Semua memang ada patokan harga, katamu. Tapi penyesalan lebih mahal.

Ingatan-ingatan digital yang selalu hang saat ini semua sudah dihitung dengan persamaan akuntansi yang paling rumit dan didapati segala bentuk kerugian yang tidak pernah bisa disebutkan dengan deretan angka dan aksara.

Bukannya sudah kupencet ikon send yang tiba-tiba saja melintas dalam kesunyian yang tidak lama dan dukaku sudah diketik dengan spasi satu setengah font time new roman hingga akhirnya kau tak tahu lagi berapa karakter telah kuhabiskan dan berapa ruang memori telah ku huni.

Akhirnya suatu kali kudapati kau menulis balasan ini sambil menangisi sesuatu yang tak pernah terjadi.